Kemerdekaan Bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dari peristiwa
bersejarah di Rengasdengklok, Karawang. Meski kala itu, pihak Jepang
berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, namun tak
begitu saja direspon oleh kelompok muda.
Soekarno dan Muhammad Hatta yang dianggap representasi dari kelompok
tua, akhirnya didesak untuk segera melakukan Proklamasi. Kelompok muda
berpendapat kemerdekaan bangsa Indonesia bukan hadiah dari pihak
penjajah.
Akhirnya, melalui pembahasan di Rengasdengklok, Proklamasi Kemerdekaan
Bangsa Indonesia disepakati kelompok tua dan muda. Karena itu, Peristiwa
pertemuan tanggal 16 Agustus 1945 tersebut menjadi sangat penting.
Ada empat fakta menarik yang patut disimak dari perjalanan sejarah
Proklamasi Bangsa Indonesia dari Rengasdengklok hingga Proklamasi
Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.
1. Bung Karno dan Bung Hatta Tidak Diculik
Peristiwa Rengasdengklok diawali dengan kisah "Penculikan" Soekarno dan Muhammad Hatta (Bung Karno dan Bung Hatta).
Pagi-pagi buta, sekitar pukul 04.30 WIB, sekelompok pemuda revolusioner
membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, Karawang. Di sana
Bung Karno, Bung Hatta, dan pemuda merundingkan Proklamasi Kemerdekaan.
Dalam penjelasannya, Sidik Kertapati jelas-jelas menggunakan istilah
“pengamanan tokoh nasional”. Menurutnya, Bung Karno dan Bung Hatta
dibawa keluar kota agar mereka terhindar dari Jepang dalam membicarakan
tugas mereka yang historis, yakni Proklamasi Kemerdekaan.
Ketika Bung Karno dan rombongan tiba di Rengasdengklok, para pemuda
PETA menyambut dengan pekik “Hidup Bung Karno!”, “Indonesia Sudah
Merdeka!”, dan lain-lain. Artinya, kalau penculikan, tak mungkin ada
penyambutan seperti itu.
2. Naskah Proklamasi Disusun di Rumah Warga Tionghoa
Perundingan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia di Rengasdengklok
dilakukan di sebuah rumah milik warga Tionghoa, bernama Djiaw Kei Siong.
Di sinilah teks Proklamasi disusun.
Bahkan, Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang pada Kamis
tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Djia Ki Siong adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa, ia
merupakan pengagum Bung Karno. Pada masa perjuangan, ia merelakan
rumahnya dijadikan markas Peta dengan daidanco Soerjopoetro. Kini
bangunan sederhana milik Djia Ki Siong itu, terletak di RT 1 RW 9
Kampung Kalijaya Kelurahan Rengasdengklok Kabupaten Karawang.
Djiaw meninggal dunia pada 1964 dan namanya praktis hampir tidak
dikenal ataupun tercatat dalam sejarah. Mayjen Ibrahim Adjie pada saat
masih menjabat sebagai Pangdam Siliwangi, pernah memberikan penghargaan
kepada Djiaw dalam bentuk selembar piagam nomor 08/TP/DS/tahun 1961.
3. Naskah Proklamasi Diketik Pakai Mesin Ketik Pinjaman
Setibanya di Jakarta, Naskah Proklasi tersebut masih berbentuk tulisan
tangan. Lantas naskah tulisan tangan tersebut diketik oleh Sayuti Melik
menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil)
dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr.
Hermann Kandeler.
Naskah hasil ketikan Sayuti Melik inilah yang kemudian dikumandangkan
oleh Bung Karno didampingi Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945,
pukul 10.00 WIB.
4. Proklamasi Semula Akan Dibacakan di Monas
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan
Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan
IKADA (Sekarang lapangan Monas).
Namun di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan
diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga.
Untuk menghindari kericuhan saat pembacaan Proklamasi, maka dipilih
rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56.
Sumber:
http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20130404/peristiwa-rengasdengklok-penculikan-atau-pengamanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Rengasdengklok#cite_note-1
http://id.wikipedia.org/wiki/Djiaw_Kie_Siong
https://gagasanhukum.wordpress.com/2012/08/16/rengasdengklok-pegangsaan-timur/
Jumat, 04 April 2014
4 Fakta Menarik Seputar Peristiwa Rengasdengklok
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar